Artikel Menarik Dari anak Bangsa Papua .Kalau sudah bicara Papua tentu yang ada di benak kita.Kenapa ada
gerakan separatisme di Papua, Kenapa orang Papua mau merdeka bahkan ada
yang mengatahkan masih adakah OPM itu? Bukan hanya itu.Ada
yang bertanya kenapa Papua masih tertinggal? Pertanyaan seperti ini
sering kali di lontarkan teman-teman mahasiswa di daerah lain yang belum
mengetahui kondisi objektif permasalahan di Papua.Saya
bahkan tidak bisa menjawab pertanyaan dari teman-teman karena begitu
kompleksnya ketika bicaral masalah Papua, terutama konteksnya adalah
berbicara soal politik, ekonomi kemudian di tunjang dengan masalah
sosial budaya.Beberapa aspek di atas memang memiliki kaitan satu dengan
lainnya ,namun setidaknya permasalahan ekonomilah yang mendasari adanya
gejolak politik hingga melahirkan model gerakan anti Republik.Iya,karena itulah dampak dari ketidakhadiran pemerintah sebagai problem solving atau jawaban atas kegelisahan dan kerinduan masyarakat untuk melihat mereka sebagai bagian integral di Republik ini.
Untuk melangkah lebih jauh maka kita juga harus melihat rentetan
sejarah dulu kemudian baru kita bicara mengapa ada masalah ini dan
masalah itu.Bangsa Indonesia berdiri hari ini bukan tanpa tujuan tapi
jauh lebih dari pada itu ,para founding father kita sudah memikirkan
bagaimana pasca merdeka nanti bangsa ini mau di bawah ke mana karena
itulah esensi dari sebuah nation-state (bangsa/negara).Hal paling yang mendasari para founding father
kita mendirikan bangsa ini adalah untuk keluar dari jeratan
kolonialisme dan imperialisme saat itu, tapi jauh lebih subtansi dari
kemerdekaan yang di maksud bung Karno ysaitu,” kemerdekaan yang di
dalamnya tanpa adanya penghisapan manusia atas manusia ataupun
kemerdekaan yang tidak menghendaki adanya penghisapan negara atas
negara”.Kutipan bung Karno di atas memang bukan sebuah statemen
omong kosong belakah saja melainkan sebuah pernyataan keras untuk
melawan sistem penjajahan yang sudah tidak berprikemanusiaan serta
memberi rambu-rambu akan bahayanya hegemoni kapitalisme di masa akan
datang.
Berbicara persoalan Papua memang sangat kompleks karena setiap orang
punya cara pandang masing-masing,bahkan para intelektual Papua,mahasiswa
Papua atau aktivis Papua merdeka itu sendiri akan memberi pandangan
yang seolah-olah mereka kontra terhadap Republik tapi itulah realita
yang terjadi saat ini.Kalau kita bahas soal HAM nanti orang Papua bilang, “kita merdeka sudah karena pemerintah pusat sudah banyak melakukan pelanggaran HAM”.Iya,akar
dari bangkitnya Papua Merdeka adalah historisnya yaitu,proses integrasi
Papua ke NKRI karena pada saat Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) tahun
1956 itu memang kemudian bagi kaum yang kontra terhadap Republik telah
menganggap proses PEPERA itu sebagai tindakan manipulatif dan
diskriminatif terhadap hukum.Dari
perjalanan masalah Politik di Papua pasca PEPERA memang telah merubah
pola pikir masyarakat Papua secara tajam,dari yang besar hingga kecil
itu punya hasrat yang sama untuk merdeka bahkan masalah Papua ini
menjadi isu Internasional atau go international karena juga
tidak lepas dari doktrin sejarah sehingga keinginan untuk merdeka itu
menjadi semakin nyata dan itu bukan hal baru lagi.
Dari rentetan sejarah di atas,teman-teman bahkan menjastifikasi bahwa
akar dari masalah Papua adalah pelanggaran HAM.Sebaliknya,tidak satupun
yang berpikir bahwa sebenarnya, akar dari masalah Papua itu apa ? Saya
akan berpandangan dan menurut perspektif pemikiran saya bahwa akar dari
pelanggaran HAM di Papua adalah produk dari pada kapitalisme
global.Mengapa demikian.Itulah,mengapa saya lebih setuju kalau kita
melihat permasalahan alangka baiknya tidak satu konteks melainkan dari
berbagai sudut pandang,sehingga kita tidak lagi terjebak dalam
perjuangan wacana belaka, retoris atau pragmatism tapi lebih kena inti masalahnya.Lalu
apa itu kapitalisme? Kapitalisme adalah sistem ekonomi yang berasaskan
kepentingan pribadi di mana nilai produksi dan konsumsi semata-mata
untuk menggaet keuntungan (profit).Max Weber juga memberikan
argumentasinya bahwa kapitalisme adalah suatu paham yang menyakini
bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya.Dalam
sistem kapitalisme itu sama sekali tidak mengindahkan kesejahteraan
sosial dan kepentingan bersama melainkan asasnya adalah kepemilikian
atau kepuasaan pribadi.
Dengan melihat Papua yang kaya akan SDA tentu menjadi keuntungan bagi
para kapitalis untuk memperluas eskpansi ekonominya.Kapitalisme itu
hanya mengejar keuntungan besar ketimbang memperhatihkan dampak baik dan
buruknya.Otaknya buruh murah tapi bisa menghasilkan keuntungan besar.Cara
kapitalisme masuk bisa lewat sistem pasar bebas dan regulasi
artinya,mereka bisa bermain di regulasi dengan membayar institusi atau
oknum terkait agar mereka bisa leluasa melakukan aktivitas ekonomi.PT.Freeport
Indonesia dan BP Migas adalah salah satu contoh konkret cara kerja para
kapitalis,mereka memakai aparat untuk melindungi kepentingannya di Papua.Ini
zaman orang perang ekonomi,siapa yang punya modal banyak maka dia akan
sangat leluasa untuk menanam sahamnya di mana-mana,lalu berapa
perusahaan yang melakukan investasi di Papua? Seharusnya Papua jauh
lebih maju ketimbang daerah lain.Masyarakat Papua tidur di atas emas,
tidur di atas uranium, tidur di atas tembaga,batubara bahkan berenang di
atas minyak tapi sampai hari ini tetap miskin,bodoh dan tertinggal.Ironi,daerah yang kaya SDA kok bisa demikian kulihnya atas tuan pemodal.
Intervensi masalah Papua ini juga sangat besar, banyak negara mendukung Papua karena hasil kekayaannya.Iya,wajar
karena Papua itu kaya di mata negara-negara luar sehingga mereka
kepincut untuk mengambil bagian dari masalah politik Papua.Inilah,model
neokolonialisme yang mungkin dalam tulisan saya tidak dapat di pahami
secara rijit tapi coba di gali lagi lebih dalam soal pelanggaran Ham di
Papua,karena produk dari pelanggaran HAM bagi saya tidak terlepas dari
cara kerja kapitalis (pemilik modal).Pelanggaran HAM yang menggerogoti
romantika masalah Papua hingga hari ini juga merupakan skenario dari
kapitalisme global untuk memecah belah bangsa Indonesia bahkan dalam
skala kecilpun kita bisa di pecahkan dengan di aduh dombakan satu dengan
lainnya.Perang suku karena tanah adat di area Freeport juga merupakan
bagian dari adu domba Freeport, tingginya HIV/AIDS,Miras dan Narkoba
yang mulai menjamur di Papua juga tidak lepas dari cara kapitalisme bekerja.Orang
Papua di manjakan dengan uang banyak agar tidak memikirkan bagaimana
mengolah uang ini menjadi bermanfaat dan berguna bagi masa depannya.
Secara budaya bahkan kita sudah kehilangan identitas karena senangnya
berfoya-foya,apatis dan tidak mau berpikir tentang bagaimana membangun
Papua menjadi lebih baik tapi justru menjadi individualis.Kapitalisme
itu tidak akan buat kita pintar tapi sebaliknya menghancurkan kita lalu
menguasai Sumber Daya Alam (SDA).Saya kira,dalam posisi seperti ini
sangat penting untuk kita bangun “nation and character building” ,karena
dengan membangun karakter anak bangsa maka kita akan tahu ke mana kita
pergi.Konsep bung Karno soalTrisakti yaitu,berdaulat di bidang
politik,berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian dalam
bidang,memang sangat relevan jika di kontekskan dalam menyelesaikan
permasalahan di Papua.
Catatan kritis bagi kita semua sebagai putra asli Papua agar juga
bisa menganalisis dari berbagai sudut pandang tentang masalah Papua
sekalipun nanti kita punya cara pandang berbeda tapi setidaknya dari
perbedaan cara pandang kemudian kita bisa baca akar masalah ataupun
dampak dari gejolak politik yang terjadi,terutama situasi global yang
bagi saya sangat berpengaruh besar terhadap masalah sosial
budaya,politik dan ekonomi di Papua.
Sumber : https://fyassie.wordpress.com/2016/05/18/pelanggaran-ham-di-papua-produk-dari-kapitalisme-global/
0 Comments:
Posting Komentar