Gaya Hidup

Pelanggaran HAM Di Papua Produk Dari Kapitalisme Global

fransisco
Artikel Menarik Dari anak Bangsa Papua .Kalau sudah bicara Papua tentu yang ada di benak kita.Kenapa ada gerakan separatisme di Papua, Kenapa orang Papua mau merdeka bahkan ada yang mengatahkan masih adakah OPM itu? Bukan hanya itu.Ada yang bertanya kenapa Papua masih tertinggal? Pertanyaan seperti ini sering kali di lontarkan teman-teman mahasiswa di daerah lain yang belum mengetahui kondisi objektif permasalahan di Papua.Saya bahkan tidak bisa menjawab pertanyaan dari teman-teman karena begitu kompleksnya ketika bicaral masalah Papua, terutama konteksnya adalah berbicara soal politik, ekonomi kemudian di tunjang dengan masalah sosial budaya.Beberapa aspek di atas memang memiliki kaitan satu dengan lainnya ,namun  setidaknya permasalahan ekonomilah yang mendasari adanya gejolak politik hingga melahirkan model gerakan anti Republik.Iya,karena itulah dampak dari ketidakhadiran pemerintah sebagai problem solving atau jawaban atas kegelisahan dan kerinduan masyarakat untuk melihat mereka sebagai bagian integral di Republik ini.
Untuk melangkah lebih jauh maka kita juga harus melihat rentetan sejarah dulu kemudian baru kita bicara mengapa ada masalah ini dan masalah itu.Bangsa Indonesia berdiri hari ini bukan tanpa tujuan tapi jauh lebih dari pada itu ,para founding father kita sudah memikirkan bagaimana pasca merdeka nanti bangsa ini mau di bawah ke mana karena itulah esensi dari sebuah nation-state (bangsa/negara).Hal paling yang mendasari para founding father kita mendirikan bangsa ini adalah untuk keluar dari jeratan kolonialisme dan imperialisme saat itu, tapi jauh lebih subtansi dari kemerdekaan yang di maksud bung Karno ysaitu,” kemerdekaan yang di dalamnya tanpa adanya penghisapan manusia atas manusia ataupun kemerdekaan yang tidak menghendaki adanya penghisapan  negara atas negara”.Kutipan bung Karno di atas memang bukan sebuah statemen omong kosong belakah saja melainkan sebuah pernyataan keras untuk melawan sistem penjajahan yang sudah tidak berprikemanusiaan serta memberi rambu-rambu akan bahayanya hegemoni kapitalisme di masa akan datang.
Berbicara persoalan Papua memang sangat kompleks karena setiap orang punya cara pandang masing-masing,bahkan para intelektual Papua,mahasiswa Papua atau aktivis Papua merdeka itu sendiri akan memberi pandangan yang seolah-olah mereka kontra terhadap Republik tapi itulah realita yang terjadi saat ini.Kalau kita bahas soal HAM nanti orang Papua bilang, “kita merdeka sudah karena pemerintah pusat sudah banyak melakukan pelanggaran HAM”.Iya,akar dari bangkitnya Papua Merdeka adalah historisnya yaitu,proses integrasi Papua ke NKRI karena pada saat Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) tahun 1956 itu memang kemudian bagi kaum yang kontra terhadap Republik telah menganggap proses PEPERA itu sebagai tindakan manipulatif dan diskriminatif terhadap hukum.Dari perjalanan masalah Politik di Papua pasca PEPERA memang telah merubah pola pikir masyarakat Papua secara tajam,dari yang besar hingga kecil itu punya hasrat yang sama untuk merdeka bahkan masalah Papua ini menjadi isu Internasional atau go international karena juga tidak lepas dari doktrin sejarah sehingga keinginan untuk merdeka itu menjadi semakin nyata dan itu bukan hal baru lagi.
Dari rentetan sejarah di atas,teman-teman bahkan menjastifikasi bahwa akar dari masalah Papua adalah pelanggaran HAM.Sebaliknya,tidak satupun yang berpikir bahwa sebenarnya, akar dari masalah Papua itu apa ? Saya akan berpandangan dan menurut perspektif pemikiran saya bahwa akar dari pelanggaran HAM di Papua adalah produk dari pada kapitalisme global.Mengapa demikian.Itulah,mengapa saya lebih setuju kalau kita melihat permasalahan alangka baiknya tidak satu konteks melainkan dari berbagai sudut pandang,sehingga kita tidak lagi terjebak dalam perjuangan wacana belaka, retoris atau pragmatism tapi lebih kena inti masalahnya.Lalu apa itu kapitalisme? Kapitalisme adalah sistem ekonomi yang berasaskan kepentingan pribadi di mana nilai produksi dan konsumsi semata-mata untuk menggaet keuntungan (profit).Max Weber juga memberikan argumentasinya bahwa  kapitalisme adalah suatu paham yang menyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya.Dalam sistem kapitalisme itu sama sekali tidak mengindahkan kesejahteraan sosial dan kepentingan bersama melainkan asasnya adalah kepemilikian atau kepuasaan pribadi.
Dengan melihat Papua yang kaya akan SDA tentu menjadi keuntungan bagi para kapitalis untuk memperluas eskpansi ekonominya.Kapitalisme itu hanya mengejar keuntungan besar ketimbang memperhatihkan dampak baik dan buruknya.Otaknya buruh murah tapi bisa menghasilkan keuntungan besar.Cara kapitalisme masuk bisa lewat sistem pasar bebas dan regulasi artinya,mereka bisa bermain di regulasi dengan membayar institusi atau oknum terkait agar mereka bisa leluasa melakukan aktivitas ekonomi.PT.Freeport Indonesia dan BP Migas adalah salah satu contoh konkret cara kerja para kapitalis,mereka memakai aparat untuk melindungi kepentingannya di Papua.Ini zaman orang perang ekonomi,siapa yang punya modal banyak maka dia akan sangat leluasa untuk menanam sahamnya di mana-mana,lalu berapa perusahaan yang melakukan investasi di Papua? Seharusnya Papua jauh lebih maju ketimbang daerah lain.Masyarakat Papua tidur di atas emas, tidur di atas uranium, tidur di atas tembaga,batubara bahkan berenang di atas minyak tapi sampai hari ini tetap miskin,bodoh dan tertinggal.Ironi,daerah yang kaya SDA kok bisa demikian kulihnya atas tuan pemodal.
Intervensi masalah Papua ini juga sangat besar, banyak negara mendukung Papua karena hasil kekayaannya.Iya,wajar karena Papua itu kaya di mata negara-negara luar sehingga mereka kepincut untuk mengambil bagian dari masalah politik Papua.Inilah,model neokolonialisme yang mungkin dalam tulisan saya tidak dapat di pahami secara rijit tapi coba di gali lagi lebih dalam soal pelanggaran Ham di Papua,karena produk dari pelanggaran HAM bagi saya tidak terlepas dari cara kerja kapitalis (pemilik modal).Pelanggaran HAM yang menggerogoti romantika masalah Papua hingga hari ini juga merupakan skenario dari kapitalisme global untuk memecah belah bangsa Indonesia bahkan dalam skala kecilpun kita bisa di pecahkan dengan di aduh dombakan satu dengan lainnya.Perang suku karena tanah adat di area Freeport juga merupakan bagian dari adu domba Freeport, tingginya HIV/AIDS,Miras dan Narkoba yang mulai menjamur di Papua juga tidak lepas dari cara kapitalisme bekerja.Orang Papua di manjakan dengan uang banyak agar tidak memikirkan bagaimana mengolah uang ini menjadi bermanfaat dan berguna bagi masa depannya.
Secara budaya bahkan kita sudah kehilangan identitas karena senangnya berfoya-foya,apatis dan tidak mau berpikir tentang bagaimana membangun Papua menjadi lebih baik tapi justru menjadi individualis.Kapitalisme itu tidak akan buat kita pintar tapi sebaliknya menghancurkan kita lalu menguasai Sumber Daya Alam (SDA).Saya kira,dalam posisi seperti ini sangat penting untuk kita bangun “nation and character building” ,karena dengan membangun karakter anak bangsa maka kita akan tahu ke mana kita pergi.Konsep bung Karno soalTrisakti yaitu,berdaulat di bidang politik,berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian dalam bidang,memang sangat relevan jika di kontekskan dalam menyelesaikan permasalahan di Papua.
Catatan kritis bagi kita semua sebagai putra asli Papua agar juga bisa menganalisis dari berbagai sudut pandang tentang masalah Papua sekalipun nanti kita punya cara pandang berbeda tapi setidaknya dari perbedaan cara pandang kemudian kita bisa baca akar masalah ataupun dampak dari gejolak politik yang terjadi,terutama situasi global yang bagi saya sangat berpengaruh besar terhadap masalah sosial budaya,politik dan ekonomi di Papua.
Sumber : https://fyassie.wordpress.com/2016/05/18/pelanggaran-ham-di-papua-produk-dari-kapitalisme-global/

About tikomemedia.com

0 Comments:

Diberdayakan oleh Blogger.