Pendemo
barisan Merah putih Yang kini mencari makan di papua Jayapura pendemo berujung
anarkis memukul Ibu Orang Asli Papua, Dalam Demo barisan Merah Putih tuntutan Segerah
bubarkan Komite Nasional Papua Barat (KNPB) ILEGAL dan The United Nation
Liberation Movemment for West Papua Segerah di bubarkan Hanya Tipu Masyarakat Papua Dalam Tuntututan
Masyarakat transmigrasi barisan Merah Putih Alias (BARA)
Jayapura Kaonak.com Pendemo
Masyarakat Transmigrasi barisan merah putih di papua berujung anarkis pada 2 juni 2016 Jayapura,
Ratusan massa yang menamakan diri
Barisan Rakyat Pembela NKRI (BARA NKRI), Kamis dini hari berkumpul di Lapangan Trikora untuk melakukan
aksi demo menuju Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP). Massa ini akan
bergabung dengan massa dari Keerom, Skow, Muara Tami, Koya, Jayapura Kota dan
Sentani.
Fotografer Alchatif Hisage
Pendemo saat menuju ke kantor Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Papua
Hari ini aksi demo yang
dilaksanakan mengatasnamakan diri BARA (Barisan Rakyat) pembela NKRI yang
menuntut agar pemerintah Provinsi Papua segera menindak tegas kelompok-kelompok
yang melawan pemerintah yang sah yaitu (KNPB/TPNPB/OPM).
Namun sayangnya tidak ada
satu wajah yang berkulit hitam dan rambut keriting yg ikut dalam aksi tersebut
sebab Orang Asli Papua sudah sadar politik adu domba yang dibangun oleh pihak colonial
Negara Republik Indonesia, tetapi yang ada hanya orang bukan Papua masyarakat
Trasnmigrasi Papua (melayu) saja, yang
notabene orang-orang tranmigran yang cari makan di bumi west Papua, dari Nimboran,
Lereh, Senggi, Doyo, Maribu, Dosai, Arso dan Koya serta TNI/POLRI dan juga
orang - orang Timor Leste yang pro Negara Republik Indonesia waktu Referendum 1999 yang memilih NKRI yang
dari pelariannya sementara bersandar di tanah Papua itu saja.
Yang artinya Demo dari mereka orang kolonial Negara
Republik Indonesia Alias Transmigran yang Numpang di tanah Papua.
Dan juga aksi demi ini
mencerminkan bahwa para pendemo panik/takut kehilangan harta seperti Tanah,
lahan yang didapat gratis/cuma-cuma dari Orang asli Papua (OAP). Dan suhu
politik Papua di kawasan pasifik semakin tinggi maka badan Intelijen Negara
sudah kehilangan akal.
Aksi demo ini sangat anarkis
dengan memukul ibu Papua atas nama Hendrika namun tidak dibalas, dan mereka tanpa malu
juga mengatakan bahwa Papua adalah tanah kami dan nenek moyang kami juga
merebut Papua dari Belanda jadi tidak yang tawar menawar.
Massa sudah berkumpul di Lapangan
Trikora sejak pukul 09.00. Toko-toko di sekitar Sentani dan Abepura tampak
ditutup oleh pemiliknya.
Beberapa hari sebelumnya, Barisan
Merah Putih Negara Republik Indonesia telah menyebarkan selebaran yang isinya
menghimbau warga Jayapura untuk ikut dalam aksi demo pada tanggal 2 Juni ini.
Selebaran ini antara lain berisi ajakan untuk menciptakan rasa damai di Kota
Jayapura dan mempertahankan keutuhan NKNRI versi Mereka Masyarakat Transmigrasi
Dan pendemo masyarakat Transmigrasi Ini memukul Seorang Ibu Asli Papua
Mama Hendrika Kowenik yang
dipukuli oleh sekelompok orang di depan Lapangan Trikora
Seorang warga menjadi korban
pemukulan di Lapangan Trikora saat massa aksi Pembela NKRI mempersiapkan aksi
pawai menuju Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP).
Tutur korban anarkis “Saya
hanya tanya saja, dong demo ini untuk apa. Tiba-tiba ada yang pukul saya. Dari
lapangan langsung datang beberapa orang juga mau pukul. Untung ada polisi,”
kata Mama Hendrika Kowenik, kepada kepda media yang di wawancarai kejadian ini di
depan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Cenderawasih (Uncen).
Tutur korban , orang-orang
yang memukuli saya juga menarik baju dan
rambut saya katanya korban .
Mama Hendrika mengaku bukan
cuma dia yang dipukul. Seorang laki-laki yang memboncengi dia juga sempat
dipukul. Laki-laki itu kemudian lari melihat banyak orang yang datang menuju
dia.
Mama Hendrika yang ditemui
media sedang menangis di depan Fakultas Kesehatan Masyarakat FKM (Uncen) ini
juga mengaku ia sempat dibawa oleh Polisi
untuk diamankan di Polsek Abe. Tapi entah kenapa, dia diturunkan di depan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Cendrwasi.
“Dorang hanya antar saya
dari Lapangan Trikora sampai depan Fakultas Kesehatan masyarakat Universitas
Cendrasi sini saja,” ungkap Mama
Hendrika.
Dan Kejadian ini anarkis dan
memprovokasi Orang Papua ini, Tangapan Tokoh Gereja Sokratez Sofyan Yoman ketua
Sinode Gereja Baptis Menilai “Orang Asli Papua jangan marah kepada para
pendatang yang didukung negara dan aparat keamanan untuk demo menentang Orang
Aslih Papua.
Mereka sama
seperti milisi di Timor Leste (Timor Timur). Demo mereka turut memperkuat lobby
ULMWP untuk meyakinkan masyarakat internasional bahwa Penduduk Pribumi Papua
berada dalam ancaman serius dan di Papua ada masalah besar. Tuhan pakai teman-teman
transmigrasi untuk memperkuatkan perjuangan Komite Nasional Papua barat (KNPB)
dan ULMWP. Positifnya lebih banyak. Waa...waa tutur (Socratez Sofyan Yoman).
Namun
hal yang sama juga Pesan dari Ketua umum Komite Nasional Papua Barat KNPB Tuan
Victor Yeimo Mengatakan Kita, Rakyat Papua, sedang bergerak maju memenangkan
perjuangan. Kita baru saja mengantar perjuangan pada tingkat dimana kepentingan
kolonialisme dan kapitalisme terancam.
Kita tetap pegang kendali perjuangan erat
sambil menyadari bahwa kita sedang berhasil. berhasil mencapai tantangan yang
lebih berat untuk mengakhiri penderitaan bangsa kita. Kita tidak perlu resah,
apalagi terhasut emosi, terhadap kelompok reaksioner pro kolonialis dan kapitalis yang lahir karena aksi nyata
perjuangan kita.
Kita,
rakyat Papua, adalah pemilik bangsa. Tuan tanah, selaku korban. Mereka, kaum
benalu, adalah tamu yang tidak layak memegang kendali hidup tuan tanah Orang
Asli West Papua . Mereka adalah korban politik kolonialisme yang telah berhasil
dikonvert oleh penguasa Indonesia dalam nasionalisme buta (chauvinis). Kita
memiliki identitas kebangsaan yang jelas, dan kita sedang berjuang
mempertahankannya.
Provokasi kekerasan dengan terminologi rasis, agamis, dan lain lain ., adalah ciri khas imperialis-kolonialis. Itu cara lazim yang dilakukan saat rakyat tertindas bangkit mengancam eksistensi mereka. Pastikanlah diri kita, keluarga kita, suku dan bangsa aman dalam Merabut Kemerdekaan dan, kita tidak termakan dalam provokasi mereka.
Pastikan
kita tetap berada pada jalur perjuangan, dan terus melangkah maju sambil
menolak semua siasat para penindas.
Perjuangan
kita bukanlah suatu perlombaan antar pendatang dan pribumi. Perjuangan kita
adalah perjuangan Rakyat-bangsa tertindas melawan penindas, yakni penguasa
kolonial, kapitalis, beserta semua yang sedang menyukseskan (memperkokoh)
kepentingannya. Kita berjuang dengan bermartabat untuk mengakhirinya dengan
bermartabat.
Salam
satu jiwa, untukmu rakyat pejuang! Tutur Tuan Victor Yeimo Ketua Umum Komite
Nasional Papua Barat ( KNPB) Sebgai Organisasi Rakyat Bangsa West Papua Yang
Berdiri Independent.Karena Mengakpirasikan rakyat Papua yang sedang Tertindas
0 Comments:
Posting Komentar