Ilustrasi suara hati Bangsa Papua
Kami Bukan Meninggal Tapi kami di Bunuh
TOGOBIALE ENGEN YIRIAK MEA (Berbuah, namun buahnya tidak berisi serta lainnya tidak menghasilkan buah):
Bukankah kehidupan kita hari ini sama dengan di Perjanjian Lama (PL) penyiksaan dibawah kekuasaan Firaun-Firaun dan Perjanjian Baru (PB) di bawa kuasa Herodes dkk. ?
Siapakah yang sosok seperti Musa, Ia menyelamatkan orang-orang Papua dari para Firaun-Firaun dan Meniru teladan putra tunggal Allah Yesus Kristus guna menghapuskan air mata dari derita yang diberikan oleh Herodes-Herodes dkk. kecil yang terus menyiksa orang Papua?
Iman keKristenan hendaknya hidup dan berakar di sendi-sendi kehidupan sosial, ekonomi, politik, budaya dan Humaniora lain-nya dalam kepemilikan orang Papua.
Kebanyakan Hamba Tuhan belajar ilmu Hipnotis, sehingga jika saya meminjam kata-katanya Benny Giay bunyinya demikian "khotbah indah dan renungan membangkitkan emosi sesaat kita tetap tidak punya nyali dan daya dobrak sebagaimana yang kita yakini dan promosikan selama ini). Sehingga Jemaat hanya sesaat terhipnotis dari mereka-mereka yang belajar ilmu Hipnotis. Gaya-gaya ini hanya menyembuhkan psikologi orang sesaat dan tidak ada berkelanjutan. menjadi manusia yang utuh.
Selanjutnya Beni Giay menyebutkan supaya bertolak yang lebih dalam tidak terus berdiri di Pantai dan kita tidak berdiri sesuatu jatuh dari langit, tapi kita jemput bola.
Situasi perkembangan Papua Wattimena menyatakan "Agama menjadi pelestari kebusukan ini. Nilai-nilai luhur agama di pelintir untuk membenarkan kerakusan dan pemenuhan kepentingan dangkal semata. Agama tidak lagi menjadi pencerah, tetapi justru menenggelamkan masyarakat ke dalam kemunafikan akut. Tandanya adalah kehidupan yang agamis, namun dibarengi dengan korupsi, penipuan, penindasan, dan kerakusan yang tanpa batas".
Bukankah kehidupan kita hari ini sama dengan di Perjanjian Lama (PL) penyiksaan dibawah kekuasaan Firaun-Firaun dan Perjanjian Baru (PB) di bawa kuasa Herodes dkk. ?
Siapakah yang sosok seperti Musa, Ia menyelamatkan orang-orang Papua dari para Firaun-Firaun dan Meniru teladan putra tunggal Allah Yesus Kristus guna menghapuskan air mata dari derita yang diberikan oleh Herodes-Herodes dkk. kecil yang terus menyiksa orang Papua?
Iman keKristenan hendaknya hidup dan berakar di sendi-sendi kehidupan sosial, ekonomi, politik, budaya dan Humaniora lain-nya dalam kepemilikan orang Papua.
Kebanyakan Hamba Tuhan belajar ilmu Hipnotis, sehingga jika saya meminjam kata-katanya Benny Giay bunyinya demikian "khotbah indah dan renungan membangkitkan emosi sesaat kita tetap tidak punya nyali dan daya dobrak sebagaimana yang kita yakini dan promosikan selama ini). Sehingga Jemaat hanya sesaat terhipnotis dari mereka-mereka yang belajar ilmu Hipnotis. Gaya-gaya ini hanya menyembuhkan psikologi orang sesaat dan tidak ada berkelanjutan. menjadi manusia yang utuh.
Selanjutnya Beni Giay menyebutkan supaya bertolak yang lebih dalam tidak terus berdiri di Pantai dan kita tidak berdiri sesuatu jatuh dari langit, tapi kita jemput bola.
Situasi perkembangan Papua Wattimena menyatakan "Agama menjadi pelestari kebusukan ini. Nilai-nilai luhur agama di pelintir untuk membenarkan kerakusan dan pemenuhan kepentingan dangkal semata. Agama tidak lagi menjadi pencerah, tetapi justru menenggelamkan masyarakat ke dalam kemunafikan akut. Tandanya adalah kehidupan yang agamis, namun dibarengi dengan korupsi, penipuan, penindasan, dan kerakusan yang tanpa batas".
Penulis :
T A B U N I. Ng.G.T.W. (K O M B A R A B U N I)
0 Comments:
Posting Komentar