Kebijakan Pelanggaran (HAM), Presiden NKRI (JOKOWI) Perintahkan TNI/POLRI Kejar Dan Tangkap Seluruh Pelaku Penembakan Di Papua, Dimanakah Ruang Demokrasi dan Perlindungan Hukum Terhadap (OAP)?

Facebook.Dherry-Jo'Photo Presiden NKRI - Tikomemedia.com
Kebijakan Pelanggaran (HAM), Presiden NKRI (JOKOWI) Perintahkan TNI/POLRI Kejar Dan Tangkap Seluruh Pelaku Penembakan Di Papua, Dimanakah Ruang Demokrasi dan Perlindungan Hukum Terhadap (OAP?

Dikutip dari Suara.com - Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers terkait penembakan pekerja Trans Papua di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (5/12). Presiden mengucapkan bela sungkawa kepada keluarga korban serta memerintahkan prajurit TNI dan Polri untuk mengejar dan menangkap seluruh pelaku dan menjamin pengerjaan jalan Trans Papua tetap berjalan dengan pengamanan petugas keamanan. [ANTARA FOTO/Wahyu Putro]
Presiden Joko Widodo memerintahkan TNI dan Polri untuk memburu para pelaku pembunuhan terhadap sejumlah pekerja proyek pembangunan jembatan di Kabupaten Nduga, Papua, dan menegaskan pembangunan tetap dilanjutkan.
"Saya telah memerintahkan Panglima TNI dan Kapolri untuk mengejar dan menangkap seluruh pelaku tindakan biadab dan tidak berperikemanusian tersebut," kata Jokowi dalam jumpa pers di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/12).
"Kita akan tumpas mereka sampai akar-akarnya," sambungnya. "Saya tegaskan, tidak ada tempat untuk kelompok kriminal bersenjata di tanah Papua maupun di seluruh pelosok Indonesia. Dan kita tidak akan pernah takut," tegas Jokowi.
Namun insiden 1 Desember yang sejauh ini tercatat menewaskan 20 orang -sumber lain menyebut 31 orang- tidak akan menghentikan pembangunan infrastruktur Papua yang dijalankan pemerintah.

Kepada Yth,
"Bapak Presiden Republik Indonesia (Ir. H. Jokowidodo - JOKOWI)"

Di - Jakarta, Provinsi Jawa Barat

Dengan Hhormat,Sebelumnya saya minta maaf kepada bapak, karena tulisan ini akan mengangkat dan membahas berbagai permasalahan pelanggaran (HAM) yang dilakukan oleh KOLONIALISME dan MILITERISME terhadap (OAP) di Tanah Papua dengan berbagai kebijakan (PENINDASAN dan DISKRIMINASI).

Media Facebook, Tutur (Dherry. Jo) - Surabaya, 05/12/2018 - 08:30 WIT - Tikomemedia.com "Maaf kelakuan saya yang kurang sopan dengan menertawakan bapak. Bagimana saya tidak tertawa bapak, ini baru  kasus penembakan saja bapak, tapi bapak langsung suruh TNI/POLRI kejar dan tangkap pelaku penembakan"?, Menurut bapak, memang mereka binatang?, Mengapa bapak memrintahkan TNI/POLRI agar kejara dan tangkap?, Kok saya merasa lucu"...!!!

LANJUTAN. . . Media Facebook, Tutur (Dherry. Jo) - Surabaya, 05/12/2018 - 08:30 WIT - Tikomemedia.com "Bapak selama ini dimana, apakah bapak menutup mata?, kenapa bapak memerintahkan dan mengambil keputusan untuk menangkap pelaku penembakan di seluruh Tanah Papua. Apakah menurut bapak selama ini tidak ada tindakan kejahatan di Tanah Papua terhadap masyarakat sipil?, Ataukah menurut bapak di Tanah Papua kejahatan  (GENOCIDE) di Tanah Papua TIDAK PERNAH ADA"?

LANJUTAN. . . 
Media Facebook, Tutur (Dherry. Jo) - Surabaya, 05/12/2018 - 08:30 WIT - Tikomemedia.com "Pernyataan Bapak sebagai Presiden (NKRI) agar TNI/POLRI melakukan penagkapan terhadap pelaku penembakan di Tanah Papua. Apakah bapak sedang berada di luar negeri sehingga tidak tahu persoalan pelanggaran HAM terbesar yang dilakukan TNI/POLRI terhadap (OAP)?. Ataukah bapak sengaja tidak mau melihat, sehingga tidak bisa lihat pembunuhan dan pembantaian oleh pihak kemanan terhadap masyarakat sipil di Papua?, Dan juga, mungkin bapak lumrah kali karena terlalu banyak pelanggaran HAM dan pembunuhan terhadap (OAP), jadi bapak anggap itu hal biasa"?

LANJUTAN. . . 
Media Facebook, Tutur (Dherry. Jo) - Surabaya, 05/12/2018 - 08:30 WIT - Tikomemedia.com "Saya cukup merasa tidak adil saja bapak, kesannya ini seperti rasisme juga, di sini terlihat sangat jelas ketegasan dan keadilan kepala negara kami, ketika pembantaian seperti ini kami alami sendiri dan mungkin bapak dengar tai tidak bersuara". Ataukah hal ini hanya kamuflase?, Untuk membuktikan ke dunia luar bahwa bapak tegas dan adil?, Tapi percuma". 

LANJUTAN. . . . Media Facebook, Tutur (Dherry. Jo) - Surabaya, 05/12/2018 - 08:30 WIT - Tikomemedia.com "Demokrasi yang dulu di banggakan sudah MATI di atas tanah ini. Dunia sudah tahu kalau demokrasi sudah mati di Indonesia. Apakah karena itu bapak mau kembalikan kacamata dunia kalau demokrasi masih hidup?, Saya rasa semuanya hanya kepura-puraan ya?, Maaf sekali ya bapak, kalau perkataan saya ini terlalu kurang kelewatan dan tidak menghargai bapak sebagai kepala negara. Karena saya melihat apa yang terjadi di lingkungan saya bapak, makanya saya menyampaikan aspirasi saya sebagai warga negara yang berdemokrasi dan inilah kebenaran yang kami alami bapak".

Terimakasih karena sudah membaca dan mendengarkan perkataan kami dari rakyat kecil yang sebentar lagi mau dipunahkan oleh (NKRI) di negri kami Papua. Semoga bapak tidak membiarkan itu terjadi.

About TONGOIKALNEWS.COM

Aktivis Independen Papua dan juga Jurnalis Tikomemedia.com - Majalahwekonews.com

0 Comments:

Diberdayakan oleh Blogger.