Jayapura

kebangkitan perempuan memperingati hari perempuan Se-dunia, Solidaritas Perempuan gelar Seminar dan Nobar di Gedung Antropologi Uncen




Solidaritas Untuk perempun di hari Internasional Womens Day 8 maret 2019 di Museum antropologi Uncen Jayapura foto Nies Tabuni usai Nonton bersama

West Papua Jayapura -Tikomemedia.com Memperingati Womans day Hari perempuan internasional pertama kali dirayakan pada tanggal 28 Februari 1909 di NEW YORW dan di selengarakan oleh partai sosialis Amerika serikat demonstrasi padah tanggal 8 maret 1917 yang dilakukan oleh perempuan di petrograd memicu terjadinya revolusi Rusia hari perempuan internasional secara resmi di jadikan sebagai hari libur Nasional di Soviet Rusia pada tahun 1917, dan rayakan secara luas di Negiri sosialis, maupun komunis. 

Pada tahun 1977, hari perempuan internasional di resmikan sebagai perayaan tahunan oleh perserikatan bangsa-bangsa untuk memperjuangkan hak perempuan dan memujudkan perdamaian dunia.
  
Diskusi womans day berlangung di Gedung antropologi Museum  Universitas Cendrawasi Papua, Jam 10 Pagi hinga Jam 15 selesai, waktu Papua barat .
 
Saat Seminar Berjalan Di Ruang Aula Antropologi Papua 8 Maret 2019 west Papua Jayapura
 Ketua Solidaritas Perempuan Ester Haluk “Kami suda mulai jalan Mulai Januari, kami juga selalu buat diskusi Ke asrama asrama, untuk kegiatan solidaritas perempuan.  sedikit mengapa ada Womens Day “ Haluk Bukan kita di Papua saja “Feminisme bukanlah sekadar feminisme. Karena di setiap negara situasi hak-hak perempuan berbeda,   para aktivis dari India, AS, Jerman dan Guatemala tentang situasi perempuan saat ini di negara asal mereka. Bagaimana mereka menilai situasi? di mana keluhan terburuknya? Dan apa yang bisa lakukan untuk melawan?

 Situasi perempuan di Jerman tidak sebaik yang ingin diakui kebanyakan orang. Dua hari sekali seorang wanita dibunuh oleh pasangannya. 

Sementara di Spanyol atau Amerika Selatan jutaan orang telah turun ke jalan karena pembunuhan semacam itu, kemarahan kolektif masih belum terasa di sini.

Karena kekerasan terhadap perempuan juga ada hubungannya dengan penggambaran mereka dari media, pada 2015 "Gender Equality Media e.V.". Kami prihatin bahwa pembunuhan terhadap wanita, serangan seksual atau upaya pemerkosaan oleh media tidak disepelekan dengan bahasa tertentu, sehingga pembunuhan juga disebut pembunuhan dan bukan sekadar "drama pasangan yang cemburu".
Bagi mereka yang meremehkan kekerasan dalam bahasa juga turut melegitimasinya, karena ini menggeser sistem nilai kita " Ester Haluk
 
Suasana Kelas Peserta seminar Internasionak womens day Photo Nies Tabuni 8Maret2019 di Aula Museum Antropologi Uncen Jayapura west Papua
Tujuan kami adalah " mengembangkan kode konkret untuk dan dengan jurnalis di masa depan untuk mengakhiri berita yang diskriminatif dan memfitnah perempuan.
Maka realita sperti ini membuat kami Perempuan Papua, mulai bertahap membicarakan hak hak Perempuan dan melakukan banyak kegiatan untuk angkat Martabat perempuan Papua dan seluruh Perempuan di seluruh dunia.

Secara kuantitas kami minim sebagai perempuan namun hari kami bangun konsolidasi peremmpuan, agar perempuan tidak ditindas, internasional womens day ini menjadi tolak ukur membangun kekuatan Perempuan, dan kami ini sudaya pungkas ketua solidaritas Perempuan di Papua juga punya hak dilindungidari berbagai segi Ester Haluk.

Lembaga Bantuan Hukum (LBH Papua ) Ego Gobay, Pendamping Hukum Solidaritas Perempuan Papua “ dalam konteks internasional womens day, kami Lembaga bantuan Hukum, kami hadir sebagai dukungan kami ikuti diskusi.

Lembaga Bantuan Hukum juga berdiri atas hak asasi manusia maka, lembaga bantuan hukum kami tidak membedakan jender, dan turut hadir mendukung.IMD
 
suasana Nonton bersama di warnay dengan Kebersamaan yang Erat Photo Nies Tabuni Usai diskusi ester ketua sedang beri sambutan kepada semua peserta Nobar 8/3/2019
Ego “ Khusus untuk hak- hak perempuan sendiri, saat kami ikuti perkembangan sangat banyak terjadi pelangaran, jika kita hitung kasus kekeraran  terhadap perempuan Papua, sebelum orang asing datang ke Papua, itu suda ada pelangaran hak-hak perempuan.

Sampai hari ketika Belanda Indonesia masuk kloni Bumi cendrwasi hak hak itu terus di langar, contoh kekerasan di Papua, itu sangat tinggi. Salah satu contoh di Wamena,
Nduga tingkat kematian bayi dan ibunya sangat tinggi, dan lebih tragis lagih Kejadian ini  usai pengunsian di Nduga, ini salah satu praktek  real dari hak-hak perempuan yang terjadi di Papua”  Ego Gobay Lembaga Bantuan Hukum Papua.

Lbh “harapannya negara dan pemerintah berkacah terhadap pelangaran yang terjadi terhadap perempuan, kedepan kami LBH Mendorong, cari simpatis perlindungan untuk perempuan” 
LbH Meminta Pemerintah Segerah Membuat, Kebijakan untuk melindungi perempuan, dan  segerah buat regulasi untuk melindungi Perempuan Papua. LBh Juga berharap para Toko agama  Mulai berkhotbah Untuk perlindungan Perempuan Papua di setiap gereja untuk mengurangi penindasan terhadap perempuan Pungkas ego"

Lbh “ toko adat Juga harus menyampaikan kepada masyarakat bahwa untuk melindungi terhadap hak hak perempuan, pungkas Ego Gobay Lembaga Bantuna Hukum Papua
Kontributor : Nies Tabuni

About tikomemedia.com

Diberdayakan oleh Blogger.