Ita Wakhu Purom,18/11 2018 05: 21] Presiden Baptis: WEST PAPUA
|
TikomemediaJayapura.Oleh Gembala Dr. Socratez S.Yoman
1.
Pendahuluan
Sejak saya masih kecil di
kampung kecil, Yiwenggame, Lanny Jaya, pada 1973, saya melihat banyak anggota
TNI yang bertugas di Tiom dalam jumlah besar. Mereka bertugas, enam bulan, satu
tahun paling cepat dan dua tahun paling lama dan saling bergantian. Watak dan
perilaku mereka berwarna/bercampur, ada yang kasar, ada yang arogan, ada yang
tidak bermoral dan ada yang manusiawi dan bersahabat. Lebih banyak kasar dan
tidak bermoral.
Waktu saya sekolah di
Sekolah Dasar Negeri di Tiom kota, saya menyaksikan satu peristiwa yang sangat
memilukan hati saya dan saya rekam peristiwa ini pertama kali dalam sejarah
hidup saya. Pada saat saya pulang sekolah,saya melihat ada tiga
anggota TNI menangkap satu orang tua dari kerumunan orang banyak dan mereka
memukul orang tua ini dan mengelurkan darah dari hidung dan mulut.
Tidak sampai ditempat umum
itu, orang tua dibawa ke Pos TNI di Gunalome dekat halaman sekolah saya. Orang
tua ini dipukul bergilir dari anggota TNI di pos itu. Saya mendengar suara
orang tua ini meminta tolong. Saya amat sedih melihat orang tua ini keluar dari
pos TNI itu darah terus mengalir dari hidung, mulut, kepala yang dilukai dan
muka dan hidung membengkak.
Semakin membuat saya
tenggelam dalam kesedihan dan membuat hati saya berkeping-keping, tersayat
& terluka ialah ketika anaknya yang masih kecil datang memeluk orang tua
itu dan ia menangis.
Saya menyaksikan
& saya menjadikan kejadian ini secara langsung waktu itu dan orang tua ini
mencucurkan air mata diantara darah yang sedang mengalir.
Darah dan air mata mengalir bersamaan. Istrinya memberikan handuk yang lusuh
dan membersihkan darah dan air mata. Saya menyaksikan orang tua memikul anaknya
dibahu & pergi ke kampung mereka. Peristiwa yang merendahkan
martabat manusia ini disaksikan orang banyak yang ada pada saat itu. Orang
banyak takut dan memilih diam & tidak ada yang membelanya.
[18/11 05:22] Presiden Baptis: 2. Nasihat
Orang Tua
Saya pulang ke kampung
dengan hati yang berkeping-keping dan pikiran yang kacau dan hati yang
tersayat. Saya tiba di kampung dan berjumpa dengan Ayah dan Ibu dan saya
menangis. Ayah dan Mama saya bingung dan bertanya.
Kenapa anak menangis? Saya jelaskan peristiwa
baru saja yang saya saksikan itu kepada kedua orang tua. Ayah saya sampaikan
nasihat yang saya ukir di hati saya sampai hari ini:
"Anak, kaki dan tanganmu
masih pendek dan belum kuat. Apalagi lidahmu masih belum kuat. Kamu Sekolah
dengan baik dan rajin. Pada ada waktu nanti, kaki dan tanganmu sudah cukup kuat
untuk berdiri dan lidahmu makin kuat, kamu bisa berjalan dan gunakan lidahmu
untuk bersuara dan membela bangsamu. Pasti waktumu akan tiba. Kamu harus
menjadi orang besar. Kamu harus menjadi kepala. Kamu harus keliling dunia.
Tujuan utama untuk membela bangsamu. Sekolah baik-baik.
Jangan pernah membenci
orang-orang yang melukai bangsamu. Bersuaralah dan melangkah dengan hati tulus,
jujur, benar dan adil. Doa Ayah dan Mamamu menyertaimu. TUHAN Yesus membekati
setiap langkahmu dan perjuangan untuk semua orang. Hargai semua orang.
Kasihilah semua orang. Anak, jangan orang pernah melanggar nasihat Ayah dan
Ibumu ini. Kamu harus pegang dengan erat nasihat ini. Sekarang, kamu jangan
menangis, kamu orang besar."
Nasihat dan orang tua saya
menghilami saya dan sudah menjadi pelita hati dan cahaya pikiran saya. Sekarang
kaki dan tangan saya sudah kuat. Lidah saya sudah kuat. Saya sudah sekolah. Doa
kedua orang tua saya sudah menjadi nyata. Saya sudah menjadi pemimpin umat.
Saya sudah mulai keliling dunia.
Sudah 45 tahun saya lalui
sejak 1973 sampai 2018. Usia saya tahun ini sudah 55 tahun. Saya lahir pada 6
Juni 1963. Guru saya potong 4 tahun kelahiran saya & tulis dalam ijazah 6
Juni 1967.
Dalam usia 55 tahun ini,
saya tetap ingat dengan segar seluruh nasihat kedua orang tua saya telah
menjadi terang hidup dan juga peristiwa yang menyayat hati saya.
[18/11 05:22] Presiden Baptis:
Saya selalu membersihkan
hati dan pikiran saya supaya nasihat-nasihat orang tua saya tidak menjadi redup
dan tidak padam dan tidak menjadi kotor. Walaupun saya tahu, nasihat itu tidak
mungkin redup, padam dan menjadi kotor. Karena nasihat kedua orang tua itu
kekal dan abadi dan milikku dan tidak ada orang lain rampas dengan cara
apappun. Saya menjaga dan memeliharanya sebagai benteng pertahanan.
Saya juga semakin kekalkan
nasihat kedua orang tua saya dengan memegang nasihat TUHAN kepada Raja
Daud:
" Jagalah
hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan"
(Amsal 4:23).
Kedua orang tua saya juga menasihati dan
membekali perjalanan hidup saya untuk selalu berbicara JUJUR walaupun itu
sangat menyakitkan bagi yang mendengarkannya. "Karena orang jujurlah akan
mendiami tanah, dan orang yang tak bercelah yang akan tetap tinggal di
situ" (Amsal 2:21).
Gembalakanlah domba-domba-Ku (Yohanes
21:15-19)
"Sesudah sarapan Yesus berkata Simon
Petrus: Simon anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka
ini?"
Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Benar
Tuhan, Engkau tahu, aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya:
"Gembalakanlah domba-domba-Ku." Tuhan Yesus bertanya
kepada Rasul Simon Petrus. Apakah engkau mengasihi Aku? Pertanyaan Yesus
Kristus ini disampaikan tiga kali berturut-turut.
Penugasan ini sangat
tegas, jelas bagi kita semua. Tugas mulia dan suci yang diberikan Tuhan Yesus
kepada Rasul Simon Petrus ialah menggembalakan umat Tuhan. Jaga umat Tuhan.
Lindungi umat Tuhan. Memberkati umat Tuhan. Menuntun umat Tuhan.
Tuhan Yesus tidak
memberikan tugas dan perintah untuk OPM-kanlah domba-domba-Ku. Separatiskanlah
domba-domba-Ku. KKSB-kanlah domba-domba-Ku. Kerjalah domba-domba-Ku. Tembaklah
dan matikanlah domba-domba-Ku. Penjarakanlah domba-Ku. Angkatlah dan sandiwarakan
domba-domba-Ku hanya pura-pura untuk misi dan kepentingan politik.
Mengapa Tuhan Yesus
memberikan tugas kepada Rasul Petrus & kepada Anda & saya?
[18/11 05:22] Presiden Baptis:
Karena, "Pencuri datang hanya untuk
mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai
hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan" (Yohanes 10:10).
Penugasan dari Yesus
Kristus dan juga nasihat Rasul Simon Petrus kepada kita hari ini. Baik Presiden, Menteri,
Pejabat, Petinggi TNI/Polri, Uskup, Ketua Sinode, Presiden Gereja dan semua
orang bahwa:
"Gembalakanlah
kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan
sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mencari keuntungan,
tetapi dengan pengabdian diri. Jangalah kamu berbuat seolah-seolah kamu mau
memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu
menjadi teladan bagi kawanan domba itu. Maka kamu, apabila Gembala Agung
datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu" ( 1
Petrus 4:2-4).
Saudara-saudara, peristiwa
tahun 1973 itu tidak pernah berubah wajah sampai hari ini. Karena pelakunya
bangsa atau penguasa/ pemerintah yang sama. Marilah kita berdoa,
bekerja dan berjuang dengan cara-cara damai dan bermartabat untuk mengakhiri
penindasan dan penjajahan dan belenggu kuasa Iblis dan dosa dan juga kuasa
kolonialisme Indonesia yang menduduki dan menjajah dan menindaskan domba-domba
Allah di West Papua. Kita punya hak untuk membela hak hidup, martabat dan
kehormatan kita.
Kita harus mengakhiri
tetesan air mata, cucuran darah dan penderitaan domba-domba Allah di West
Papua. Mari kita menghargai dan menghormati martabat manusia sebagai gambar dan
rupa Allah (Kejadian 1:26).
Tuhan Yesus memberkati kita.
Ita Wakhu Purom, Minggu, 18 November 2018;
97:15AM
0 Comments:
Posting Komentar