Arnold Ap

Arnol C AP: Budayawan Kharismatik Papua


Arnold Clemens Ap, Banyak dari Anda barangkali tidak mengenal nama ini. Dia adalah antropolog, kurator museum Universitas Cendrawasih, seorang penyiar radio yang mengasuh acara Pelangi Budaya Irian Jaya, yang disiarkan setiap pekan oleh RRI Jayapura.

Arnold Ap juga seorang musisi. Dia mendirikan sebuah group musik yang bernama "Mambesak." Dia mengumpulkan berbagai lagu-lagu tradisional Papua dari berbagai suku dan menyanyikannya sebagai lagu rakyat atau folk songs.

Papua adalah musik. Anda mulai bernyanyi, orang secara otomatis akan mengikuti dengan suara 1, 2, 3, dan seterusnya. Iramanya akan jalin menjalin dan bergulung-gulung dengan indah.

Arnold Ap mengarang beberapa lagu berbahasa Indonesia. Salah satunya adalah "Nyanyian Sunyi," yang menjadi favorit saya. Lagu ini penuh kenangan karena pernah menemani saya dalam kesunyian.

Dalam lagu ini, Arnold Ap memainkan semua ironi yang bisa dia ungkapkan tentang tanah dan nasib bangsanya Papua. Refrainnya berbunyi:  Surga yang  terlantar dan penuh senyuman//  Laut mutiara  yang hitam terpendam //Dan sungai yang  deras  mengalirkan emas

Surga terlantar tapi masih bisa tersenyum. Laut mutiara tapi hitam terpendam. Sungai deras, mengalirkan emas yang tak terjangkau. Tanah yang permai, kaya (namun) melarat.

Saya selalu mendengar lagu ini dengan kepedihan yang menyayat.

Ada satu lagi dari Arnold Ap yang berbahasa Indonesia yang juga saya suka. Lagu ini ditulis oleh Arnold Ap di dalam penjara, saat tahu bahwa dia akan mati.

Pada bulan November 1983, Arnold Ap dan kawannya Eddie Mofu ditangkap pasukan Kopassus. Dia dijebloskan ke dalam tahanan dan disiksa.

Dia dituduh bersimpati pada gerakan Organisasi Papua Merdeka. Hanya karena kegiatannya dalam memajukan kebudayaan Papua. Tentu saja, dia tidak pernah diadili.

Dalam penjara, Arnold Ap menciptakan lagu yang mengungkapkan kerinduannya akan kebebasan. Lagu ini direkam dalam pita kaset dan diselundupkan keluar, kepada istrinya yang sudah terlebih dahulu lari dan hidup di kamp pengungsian di Papua New Guinea.

Hidup ini suatu misteri
Tak terbayang, juga tak terduga
Beginilah kenyataan ini
Aku terkurung di dalam duniaku
         
Yang kudamba dan kunanti
Tiada lain, hanya kebebasan 2x

Andai saja aku burung elang
Terbang tinggi, mata menelusur
Tapi sayang nasib burung sial
Jadi buruan, akhirnya terkurung

Yang ku damba yang ku nanti
Tiada lain, hanya kebebasan 2x

Arnold Ap akhirnya ditemukan meninggal pada hari raya Paskah tanggal 26 April, 1984 di Pantai Pasir 6, Jayapura. Kepalanya ada luka tembak dari belakang. Keterangan aparat keamanan Indonesia adalah karena dia berusaha melarikan diri.

Apa yang tidak bisa dibunuh dari Arnold Ap adalah warisan imajinasinya. Dia membantu bangsa Papua menemukan dirinya sendiri. Generasi muda Papua menciptakan musiknya sendiri. Tidak sedikit yang berkiblat pada ide-ide yang sudah ditanamkan pondasinya oleh Arnold Ap.

Hari-hari ini saya mengenangkan Arnold Ap dan Eddie Mofu, yang keduanya dibunuh tiga puluh lima tahun yang lalu.

Lagu terakhir Arnold Ap bisa ditonton disini:

https://bit.ly/2ZsDfsw

Lagu "Nyanyian Sunyi" bisa didengarkan disini:

https://bit.ly/2VZyDIh

(Made Supratma)

About Sampari

0 Comments:

Diberdayakan oleh Blogger.