Artikel Pendidikan Realita di Himpun oleh kaonak.com 29/5/2016. Yang Mana menjadi Jendelah Dunia, namun sangat di sayangkan mental yang terbangun, di kabupten Jayawijaya Sendiri sangat di Raguhkan Kedepan Wamena akan seperti Apa ?
Dan kondisi ini menimbulkan tangapan yang sangat kritis, oleh Kaum Intelek, kabupaten Jayawijaya, Marthen Medlama,S.Pd. M.Si
Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer (STMIK) Agamua Wamena. Menilai Kondisi hari ini banyak anak daerah yang Sudah menyatakan diri maju dalam
PILKADA 2018 KAB. Jayawijaya... Hebat dan luar biasa karena Anda semua
berambisi positif untuk membantu Jayawijaya, kalau ada yang ingin
bertarung lagi di silahkan namun tetap mengikuti sistem perpolitikan
pelaksanaan PILKADA di Indonesia ... Lalu timbul dalam hati Saya suatu
pernyataan ajakan "Ayo semua maju Pilkada Jayawijaya"... Ketika ada
ajakan seperti pernyataan di atas, akhirnya Saya juga memutuskan untuk maju,
namun kali ini saya "maju" dalam pengembangan pendidikan karena Saya merasa
kondisi hari ini pendidikan kita khususnya, pendidikan tinggi telah
bergerak mundur secara perlahan tapi pasti. Kampus2 di Wamena senang
berlomba menerima mahasiswa banyak karena kita merasa ketika menerima
banyak mahasiswa adalah bukti kampus tesebut adalah favorite. dan kadang ada
klaim sepihak, namun ada beberapa masalah yang akan Saya paparkan dibawah ini
berdasarkan kondisi riil: sebagai berikut
- kurang aktifnya dosen dalam mengajar. padahal mahasiswa di Jayawijaya tidak bisa disamakan dgn mahasiswa di luar sana contoh Jayapura,Pulau Jawa,dan Eropa. yang kuliah dengan fasilitas yang lengkap memadahi dan akses internetnya sangat lancar, dan sayang kabupaten Jayawijaya sendiri sangat di sayangkan dengan Metode mengajar Para dosen yang terlalu monotone, proses mengajarpun tanpa ada SAP dan Silabus, lalu proses pemberian nilai akademik yang sangat tidak objektif, lalu pada akhir studi mahasiswa diwarnai degan fenomena, bantuan prabayar dalam menyusun skripsi dan tidak tanggung tanggung biayanya cukup mencekik Anehnya ketika mahasiswa datang berkonsultasi untuk mendapatkan masukan tentang masalah yangg sedang dikajinya, namun ada beberapa oknum dosen yg sengajar mencoret seakan akan semua yang dikonsultasikan salah, lalu akhirnya oknum ini melancarkan niat tulus prabayar yaitu bantuan yg kelihatannya membantu padahal sebenarnya membunuh. Oknum Dosen tesebut, menyusun skripsi "but you must Pay for me" .. Hehe Aneh ... Kok pendidik modelnya seperti ini... Padahal oknum tsb hanya copy paste skripsi yg ada di laptopnya dan tinggal tambah sedikit lalu ganti nama hehehehe.
Luar biasa jurus pembunuhan karakter anak
negeri Papua. Sebagai salah satu anak daerah yang berkecimpung dalam dunia
akademisi selama 14 tahun, Saya menghimbau kepada semua pimpinan PTS di kota
Wamena agar lebih fokus memberikan perhatian terkait hal-hal ini.
(Tulisan sederhana ini saya angkat berdasarkan masukan dan juga keluhan
dari beberapa orang tua yg anaknya mengalami hal demikian. Ditambah LG
informasi dari penelepon ketika Saya berkesempatan untuk berdialog di RRI
beberapa waktu lalu tetang pengembangan kualitas pendidikan tinggi di
Wilayah pegunungan tengah Papua). Pesan buat mahasiswa : sesuatu yg
instant itu sangat baik dan disukai banyak org tp dampaknya menakutkan
).
#Hidup Pendidikan#
.Marthen Medlama,S.Pd. M.Si Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer (STMIK) Agamua Wamena.
Editor: Nies
#Hidup Pendidikan#
.Marthen Medlama,S.Pd. M.Si Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer (STMIK) Agamua Wamena.
Editor: Nies
0 Comments:
Posting Komentar