Berita

Mahasiswa Lapago se- Malang Raya, Tolak Pengukuhan Pandam XVII Cendrawasih Sebagai Kepala Suku dan Pembangunan Markas Militer di Wamena

Foto : Usai Diskusi dan Pernyataan Sikap

Malang, Tikome Media West Papua- Hari ini (Senin, 12 November 2018) mahasiswa Lapago se- Malang Raya melakukan diskusi dengan tema "Pengangkatan Pangdam XVII Cendrawasih Sebagai Kepalah Suku Adat dan Pembangunan Markas Militer di Wilayah Pegunungan Tengah Papua"

Menurut pantauan tikome media diskusi berjalan lancar dan dihadiri sekitar 30-an mahasiswa Lapago yang berhimpun dibawah naungan Forum Komunikasi Koteka-Sally se- Malang Raya. Diskusi ini berjalan mulai pukul 18:30 hingga berakhir pukul 20:30 di Sekretariat mahasiswa Mambramo tengah di kelurahan Karang Basuki, Kecamatan Sukun, Kota Malang.

Dalam diskusi yang berlangsung selama 2 jam ini mereka menilai bahwa, pengukuhan Pangdam XVII Cendrawasih ini merupakan sebuah tindakan sepihak dan merupakan perlakuan yang mencederai norma hukum adat dan mencederai hak kesulungan masyarakat adat. Selain itu terkait rencana pembangunan makodam di distrik Silokarno Doga, pembangunan pos polisi di Milima, distrik Kurulu dan pembangunan Mako Brimob di Wamena ini dinilai sebagai upaya penguatan basis militer di wilayah pegunungan tengah yang berbasis di Wamena, untuk kemudian memiliki kepentingan melakukan berbagai operasi militer di wilayah pegunungan tengah Papua. Selain itu akan sangat mengganggu kenyamanan masyarakat sekitar dalam melakukan berbagai aktivitas sehari-hari.

Hal ini disampaikan oleh Frans salah satu peserta dalam diskusi, katanya, " mereka bangun markas militer di Wamena sebagai pusat sental setelah itu mereka dengan mulai melakukan operasi-operasi di wilayah pegunungan tengah selain itu akan mengganggu aktivitas masyarakat, contohnya kita bisa lihat di Batalyon 756 masyarakat kerja kebun tapi dalam keadaan takut apa lagi saat situasi tidak stabil di Wamena" katanya.

Hal senada disampaikan oleh Edi Mumpo salah satu peserta diskusi ia menuturkan bahwa, " Pengukuhan Pangdam sebagai kepala suku ini hal yang aneh karena, seorang kepalah suku harus tahu budaya setempat, bahasa dan kebiasaan hidup sehingga harus mampu mempertahankan dan melestarikannya namun, pangdam ini adalah orang lain sehingga apa yang mau dipertahankan dan di lestarikan (?) Dia tidak pantas diangkat sebagai kepala suku". tuturnya.

Akhir dari pada diskusi ini kemudian para mahasiswa Lapago di se- Malang Raya melahirkan beberapa tuntutan diantaranya :
1. Menolak pengukuhan Pangdam XVII Cendrawasih sebagai kepala suku adat
2. Menolak Penyerahan Lokasi 90 Hektar di distrik Assologaima dan Silokarno Doga
3. Menolak pembangunan MAKODAM di wilayah distrik Assologaima dan distrik Silokarno Doga
4. Menolak penyerahan tanah adat di Milima distrik Kurulu dan rencana pembangunan Polsub sektor di Milima.
5. Stop kekerasan terhadap masyarakat sipil di Lani Jaya
6. Stop mobilisasi militer di wilayah Pegunungan Tengah, Papua
7. Segera tarik militer dari seluruh tanah Papua



About baliem blog

0 Comments:

Diberdayakan oleh Blogger.