PERNYATAAN SIKAP
KOMUNITAS SANTRI PELAJAR DAN MAHASISWA MUSLIM SE-PEGUNUNGAN JAYAWIJAYA (KOSAPMAJA) PAPUA SE-JAWA DAN BALI
Terkait pengangkatan Pangdam XVII cendrawasi sebagai kepala suku dan pembangunan markas militer di wamena; Pengankatan pangdam XVII cendrawasi sebagai kepala suku adat oleh Alex Doga yang mengatasnamakan seluruh kepala suku wilayah pegunungan tengah (Lapago) dan bahkan seluruh tanah papua adalah perlakuan sepihak dan merupakan tindakan yang mencederai hak kesulungan masyarakat adat . Maka, jelas sangat tidak layak seorang pangdam yang bukan sebagai orang asli setempat kemudian dianggkat sebagai kepala suku adat. Hanya untuk kepentingan legitimasi. Maka dengan itu komunitas santri pelajar dan mahasiswa muslim Jayawijaya (KOSAPMAJA) Papua se-Jawa Bali menuntut.
- Menolak pengukuhan pangdam XVII Cendrawasi sebagai kepala suku di wilayah pengunungan tengah papua;
- Menolak penyerahan lokasi 90 hektar di Assologaima dan Silokarno Doga;
- Menolak pembangunan MAKODAM di wilayah distrik Assologaima dan Silokarno Doga;
- Menolak penyerahan lahan di milima serta rencana pembangunan Polsubsektor dan pembangunan Mako Brimob; dan
- LMA bertanggung jawab atas pemberian legitimasi kepada Pangdam XVII Cendrawasi sebagai kepala suku di wilayah pengunungan tengah Papua.
Demikian pernyataan sikap KOMUNITAS SANTRI PELAJAR DAN MAHASISWA MUSLIM SE-PEGUNUNGAN JAYAWIJAYA (KOSAPMAJA) PAPUA SE-JAWA DAN BALI
Jakarta 14. November 2018
0 Comments:
Posting Komentar