|
Media Online Masa Kini Independent : Terpercaya di Papua. PERHATIAN!!! |
Buntut penembakan pekerja di Nduga, 2.000
orang mengungsi ke Wamena, Papua Sekitar dua ribu warga dari sejumlah
distrik di Kabupaten Nduga, Papua, mengungsi ke Kabupaten Wamena karena
khawatir menjadi korban kontak senjata antara Tentara Pembebasan Nasional Papua
Barat
West Papua, Jayapura Tikomemedia.com Organisasi Papua Merdeka (TPNB-OPM) dengan aparat keamanan.
Sekretaris Eksekutif dari Yayasan Teratai
Hati Papua yang mendampingi pengungsi, Ence Geong, menyebut para pengungsi itu
berasal dari Distrik Mbua, Yal, Yigi, Mapenduma, Nikuri, dan Mbulmu Yalma.
Sebanyak 610 di antaranya merupakan pelajar.
Ence berkata, para pengungsi berdatangan
sejak 4 Desember 2018 atau persis setelah diberlakukan operasi militer pasca
insiden pembunuhan terhadap karyawan PT Istaka Karya. "Pengungsi itu ada yang orang tua
bersama anak mereka, tapi ada juga anaknya saja sedangkan orang tuanya masih
bersembunyi di hutan. Karena tidak ada jaminan (mengungsi) ke Wamena untuk
bertahan hidup," ujar Ence Geong kepada BBC News Indonesia, Jumat (01/03).
"Sehingga mereka memilih bertahan
hidup di hutan supaya dekat dengan sumber makanan, kebun mereka sendiri,"
sambungnya.
Para pengungsi, kata Ence, kini tinggal di
rumah-rumah sanak keluarga mereka tapi kebutuhan sehari-hari tidak mencukupi.
Dalam catatannya sepanjang Januari hingga Februari, empat orang meninggal dunia
karena sakit.
Sekarang sudah masuk bulan ketiga
mengungsi dan kebutuhan dasar seperti makan dan minum paling sengsara.
Pengakuan anak-anak itu, ada yang makan sehari sekali, ada yang dua hari
sekali, sampai ada yang pingsan saat belajar," jelas Ence.
Khusus untuk anak-anak pengungsi, kata
Ence, pihaknya telah mendirikan sekolah darurat yang terbuat dari bangunan semi
permanen di halaman gereja. Total ada 13 ruangan dipakai untuk Sekolah Dasar
(SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Proses
belajar, baru dimulai pada akhir Januari."Kalau
guru tidak ada masalah, banyak."
Namun demikian, anak-anak masih
mengalami trauma jika melihat tentara berseragam lantaran saat operasi militer
awal Desember lalu, dua siswa SMP dilaporkan terkena tembakan aparat.
"Ketika
sekolah didatangi tentara, anak-anak lari. Jadi ya kita membatasi aparat
berseragam tidak boleh masuk ke komplek sekolah."
Bisa Tonton Youtube : Laporan Warga Terhadap
0 Comments:
Posting Komentar