(Sumber https://jurnaliscom.wordpress.com/2018/07/25/)
Pemerintah bukannya tidak tahu siapa itu JUT dan sepak terjangnya dalam membangun ideologi-ideologi yg jelas bertentangan dengan Pancasila & UUD'45. JUT adalah aktor eksekutor peristiwa Ambon berdarah yang mengusik & menghancurkan kerukunan hidup umat beragama & hubungan kekerabatan disana. Setelah sukses JUT melarikan diri ke Papua dan membangun kekuatan baru di Papua teparnya di Kerom. Apa tujuannya? Jelas mengarah kepada usaha merusak miniatur indonesia yg ada dan telah tercipta di seluruh tanah Papua.
Pemerintah bukannya tidak tahu siapa itu JUT dan sepak terjangnya dalam membangun ideologi-ideologi yg jelas bertentangan dengan Pancasila & UUD'45. JUT adalah aktor eksekutor peristiwa Ambon berdarah yang mengusik & menghancurkan kerukunan hidup umat beragama & hubungan kekerabatan disana. Setelah sukses JUT melarikan diri ke Papua dan membangun kekuatan baru di Papua teparnya di Kerom. Apa tujuannya? Jelas mengarah kepada usaha merusak miniatur indonesia yg ada dan telah tercipta di seluruh tanah Papua.
Jika
JUT bisa aman tanpa gangguan membangun ideologinya di Papua, maka mungkin ada
orang kuat di Jakarta yang memberikan perlindungan hukum, sehingga pihak
keamanan di Papua tak berdaya mengusik JUT & kroni-kroninya. Jadi, apakah
tuntutan gereja-gereja dan lembaga agama lain seperti MUI, Hindu, Budha kemarin agar
JUT dikeluarkan dari Papua akan berhasil?
Jika
ada orang kuat di Jakarta, maka perlawanan Pemerintah Provinsi Papua bukan
melawan JUT tetapi melawan orang kuat dimaksud. Maka Gereja-Gereja Tuhan harus
terus-menerus menyampaikan petisi dengan menggunakan dua cara yang diajarkan
Alkitab.
Pertama,
petisi Musa terhadap Firaun (Kel 6:10). Dalam konteks kita, supaya JUT dan
kroni-kroninya pergi dari negeri ini sehingga tidak mengganggu umat Tuhan dalam
beribadah. Tanah Papua adalah tanah Injil, disini orang Papua harus bebas
menyembah Tuhannya, Musa menyampaikan petisi kepada Firaun bukan sekali tetapi
10 kali disertai tanda-tanda ajaib. Maka Gereja harus terus-menerus menyampaikan
petisi kepada pemerintah selama JUT belum dikeluarkan dari tanah Papua.
Kedua,
petisi Ester (Ester 4:16;5). Orang Yahudi mengalami ancaman pemusnahan oleh
Hamman. Ester sebagai ratu yang berdarah Yahudi mau tidak mau harus menghadap raja
untuk sampaikan isi hati orang Yahudi yang sedang dalam ancaman pemusnahan oleh
tangan yang kuat. Metode yg dipakai Ester untuk hancurkan orang kuat Hamman dan
protokoler Istana yg sangat ketat adalah DOA & PUASA.
Menghadapi
orang kuat JUT dan kroni2nya Gereja tidak hanya menyampaikan petisi-petisi tetapi
mengajak semua umat Tuhan berdoa dan berpuasa untuk menghancurkan pekerjaan
Setan dibalik orang2 kuat yg mendukung, melindungi dan mensponsori kegiatan JUT
di tanah Papua.
Tuhan
berkati kita semua!
Oleh
Vic. Jeshua Nehemia Jikwa, S.Th
0 Comments:
Posting Komentar