Berita

Aliansi Masyarakat Peduli Karst (AMPK) menolak pembangunan pabrik semen di Kalimantan Timur mengalami tindakan represif dari aparat.

Photo ,Seruan solidaritas! Massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Karst (AMPK) menolak pembangunan pabrik semen di Kalimantan Timur mengalami tindakan represif dari aparat.


TIKOME MEDIA-SAMARINDA, 08 April 2019. Massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Karst (AMPK) menolak pembangunan pabrik semen di Kalimantan Timur mengalami tindakan represif dari aparat.
Kronolog Aliansi Mahasiswa Peduli Karst Kaltim (AMPK)

Ratusan mahasiswa dari berbagai elemen organisasi tergabung dalam AMPK menggelar aksi penolakan pembangunan pabrik semen di Sangkulirang Mangkalihat, Kutim. Masa aksi berada di titik berkumpul Taman Samarendah dimulai pada pukul 12.00 WITA kantor Gubernur Kaltim. Tiba di titik aksi, massa memulai dengan melakukan sholat berjamaah, paska itu masing-masing perwakilan organisasi menyampaikan orasi politik dan meminta Gubernur Kaltim segera mencabut ijin usaha pembangunan pabrik semen. Setelah empat orator menyampaikan orasi, tidak lama kemudian Wakil Gubernur (Wagub) Kaltim. Sekitar pukul 13.40 WITA, Hadi Mulyadi langsung mendatangi masa aksi. Namun, massa aksi tidak mau berkompromi lagi, karena apa yang disampaikan Hadi Mulyadi adalah janji untuk mengulur waktu yang sebenarnya tetap memberikan ijin pembangunan pabrik semen.
Padahal yang dimaksud oleh massa aksi ialah menyatakan sikap terbuka secara lisan dan tertulis untuk cabut ijin tersebut.
Pada pukul 13.55 WITA, aparat malah menyasar massa aksi dan mengambil mikrofon serta merusak mobil komando yang digunakan oleh massa aksi.
Akibatnya, demonstrasi terus berlanjut lantaran dianggap tidak memiliki sikap serius dari Pemerintahan Provinsi Kaltim untuk mengambil keputusan bahkan.
Belum selesai menyampaikan orasi, gabungan aparat dari Satpol PP dan Kepolisian berseragam lengkap memegang dengan pentungannya, membuka pintu pagar langsung memberikan tembakan peringatan dan tembakan gas air mata, bahkan memukul dan mengejar masa aksi sampai terluka.
Sejauh ini tercatat sebanyak 22 korban luka-luka akibat amukan dari aparat, bahkan sekitar 8 korban diantaranya dirawat di Rumah Sakit.
Tak hanya itu saja, tindakan aparat juga merusak belasan kendaraan mahasiswa serta sound system yang digunakan masa aksi.
Hingga malam hari pukul 19.00 WITA, massa aksi tetap bertahan dengan melakukan aksi diam dirangkai pembakaran lilin didepan kantor Gubernur Kaltim.
Lebih lanjut AMPK Kaltim menyerukan solidaritas kepada semua elemen pejuang lingkungan, pro demokrasi, HAM, serta sektor lainnya.

About tikomemedia.com

0 Comments:

Diberdayakan oleh Blogger.