Berita Papua

AGUB ZAINAL, RAHPI SURYADIREDJA, ALBERT INGKIRIWANG & RISMAN TARIGAN



Photo  Presiden Baptis Papua Dr. Socratez S.Yoman
Oleh Gembala Dr. Socratez S.Yoman

1. Pendahuluan

Mengapa penulis menderetkan nama-nama para jenderal ini? Kebanyakan orang tidak tahu dan belum tahu siapa dan apa yang dilakukan oleh para pemimpin ini di atas Tanah West Papua? Tidak semua pemimpin kolonial atau penjajah yang buta hati nurani dalam  melaksanakan tugas dengan Asal Bapak Senang (ABS). Tapi ada pemimpin kolonial yang memiliki hati nurani suci, murni, mulia dan manusiawi dan menghargai martabat manusia.

1.1. Agub Zainal

Bapak pembangunan dan bapak Persipura. Agub layak mendapat predikat bapak pembangunan dan bapak Persipura. Pada saat Agub  menjadi gubernur Papua (waktu itu: Irian Jaya) ia membangun kantor gubernur Papua dan perumahan DPR di Kotaraja.

Setelah ia membangun kantor gubernur dan perumahan DPR di Kotaraja, Zainal ke pemerintah pusat meminta mereka untuk bayar. Karena ia tahu ada uang rakyat Irian Jaya dari Freeport ada di Jakarta. Agub Zainal berkelahi (perdebatan besar) dengan pemerintah pusat.

Agub Zainal memimpin dan membawa Tim Persipura bertanding dengan Tim Sepakbola Nasional Vietnam di Vietnam.

Setelah kembali membawa Tim Persipura ke Irian Jaya dari Vietnam, Agub Zainal dicabut dari gubernur sebelum masa jabatannya.

1.2. Rahpi Suryadiredja

Rahpi,  Panglima Komando Pertahanan Udara IV di Biak. Seorang jenderal yang pernah menulis buku kecil (maaf belum tahu judul). Dalam buku kecil itu Rahpi menggambarkan keadaan yang sebenarnya  dialami oleh rakyat West Papua.

Petinggi dan pemerintah pusat tidak senang dengan buku itu karena membongkar borok perilaku bangsa kolonial Indonesia di West Papua. Rahpi ditarik ke Jakarta karena bukunya  menampar muka para pemimpin & pemerintah kolonial di Jakarta.

1.3. Albert Ingkiriwang

Ingkiriwang ditarik Jakarta setelah bertugas hanya sebentar sebagai Pangdam XVII Cenderawasih. Ia membongkar rahasia militer bahwa di West Papua ada invisible hands
[23/11 06:22] My Pratty: (tangan jahat yang tersembunyi) bermain api atau menciptakan konflik di West Papua dan memeliharanya. Karena OPM tidak miliki senjata canggih dan hanya memiliki 6 atau 7 senjata Mouser yang lama dan sudah rusak dan tidak dan tidak ada peluru.

Penguasa kolonial dan penjajah di Jakarta  tidak senang dengan peryataan ini. Albert Ingkiriwang harus tinggalkan Tanah West Papua. Karena keberanian imannya.

1.4. Risman Tarigan

Pada suatu Minggu, setelah ibadah Minggu, Jenderal Risman Tarigan memegang tangan seorang pendeta pemimpin Gereja GKI dan mencucurkan air mata dan mengatakan: "pak pendeta, sangat sulit dan mahal orang-orang jujur berbicara bertugas dan melayani di Papua ini. Terima kasih banyak untuk kerjasama selama ini. Saya ditarik tiba-tiba  ke Jakarta."

Risman Tarigan ditarik pulang berhungan dengan kasus penembakan pada Agustus 2001 di Mile 62 Tembagapura yang menewaskan guru warga Negara Amerika.  Pak Tarigan mengatakan melalui TV bahwa pelakunya mengarah pada TNI. Pernyataan ini tidak diterima pihak dan petinggi TNI di Jakarta dan tentu juga di West Papua.

2. Memikul Salib Penderitaan Kristus

Jenderal Agub Zainal, Jenderal Rahpi Suryadiredja, Jenderal Albert Ingkiriwang, Jenderal Risman Tarigan menyatakan iman mereka secara nyata. Mereka tidak kutip-kutip ayat Alkitab dan sebarkan untuk pembenaran kejahatan dan kekejaman mereka. Mereka memikul salib penderitaan Kristus, memikul penderitaan rakyat  West Papua dengan kerja nyata.

Para Jenderal ini benar-benar menyatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang bermartabat dan mempunyai iman kepada Tuhan, memiliki hati nurani suci, murni dan mulia. Mereka telah menjadi berkat untuk sesamanya dengan menyalakan cahaya lilin kebaikan. Mereka telah menyatakan kebenaran, keadilan, kejujuran dan kasih yang nyata. Mereka tidak akan pernah dilupakan dalam doa  bangsa West Papua. Mereka telah meninggalkan legacy yang dikenang dalam sejarah bangsa West Papua.

Waa....

Penulis Dokom lanny jaya
Ita Wakhu Purom ,23/11/2018 ;07:55AM

About lannyjayace

0 Comments:

Diberdayakan oleh Blogger.