![]() |
Photo Presiden Baptis Papua Dr. Socratez S.Yoman |
Oleh Gembala Dr.
Socratez S.Yoman
1. Pendahuluan
Mengapa penulis
menderetkan nama-nama para jenderal ini? Kebanyakan orang tidak tahu dan belum
tahu siapa dan apa yang dilakukan oleh para pemimpin ini di atas Tanah West
Papua? Tidak semua pemimpin kolonial atau penjajah yang buta hati nurani dalam melaksanakan tugas dengan Asal Bapak Senang
(ABS). Tapi ada pemimpin kolonial yang memiliki hati nurani suci, murni, mulia
dan manusiawi dan menghargai martabat manusia.
1.1. Agub Zainal
Bapak pembangunan dan
bapak Persipura. Agub layak mendapat predikat bapak pembangunan dan bapak
Persipura. Pada saat Agub menjadi
gubernur Papua (waktu itu: Irian Jaya) ia membangun kantor gubernur Papua dan
perumahan DPR di Kotaraja.
Setelah ia membangun
kantor gubernur dan perumahan DPR di Kotaraja, Zainal ke pemerintah pusat
meminta mereka untuk bayar. Karena ia tahu ada uang rakyat Irian Jaya dari
Freeport ada di Jakarta. Agub Zainal berkelahi (perdebatan besar) dengan
pemerintah pusat.
Agub Zainal memimpin
dan membawa Tim Persipura bertanding dengan Tim Sepakbola Nasional Vietnam di
Vietnam.
Setelah kembali
membawa Tim Persipura ke Irian Jaya dari Vietnam, Agub Zainal dicabut dari
gubernur sebelum masa jabatannya.
1.2. Rahpi
Suryadiredja
Rahpi, Panglima Komando Pertahanan Udara IV di Biak.
Seorang jenderal yang pernah menulis buku kecil (maaf belum tahu judul). Dalam
buku kecil itu Rahpi menggambarkan keadaan yang sebenarnya dialami oleh rakyat West Papua.
Petinggi dan
pemerintah pusat tidak senang dengan buku itu karena membongkar borok perilaku
bangsa kolonial Indonesia di West Papua. Rahpi ditarik ke Jakarta karena
bukunya menampar muka para pemimpin
& pemerintah kolonial di Jakarta.
1.3. Albert
Ingkiriwang
Ingkiriwang ditarik
Jakarta setelah bertugas hanya sebentar sebagai Pangdam XVII Cenderawasih. Ia
membongkar rahasia militer bahwa di West Papua ada invisible hands
[23/11 06:22] My
Pratty: (tangan jahat yang tersembunyi) bermain api atau menciptakan konflik di
West Papua dan memeliharanya. Karena OPM tidak miliki senjata canggih dan hanya
memiliki 6 atau 7 senjata Mouser yang lama dan sudah rusak dan tidak dan tidak
ada peluru.
Penguasa kolonial dan
penjajah di Jakarta tidak senang dengan
peryataan ini. Albert Ingkiriwang harus tinggalkan Tanah West Papua. Karena
keberanian imannya.
1.4. Risman Tarigan
Pada suatu Minggu,
setelah ibadah Minggu, Jenderal Risman Tarigan memegang tangan seorang pendeta
pemimpin Gereja GKI dan mencucurkan air mata dan mengatakan: "pak pendeta,
sangat sulit dan mahal orang-orang jujur berbicara bertugas dan melayani di
Papua ini. Terima kasih banyak untuk kerjasama selama ini. Saya ditarik
tiba-tiba ke Jakarta."
Risman Tarigan ditarik
pulang berhungan dengan kasus penembakan pada Agustus 2001 di Mile 62
Tembagapura yang menewaskan guru warga Negara Amerika. Pak Tarigan mengatakan melalui TV bahwa
pelakunya mengarah pada TNI. Pernyataan ini tidak diterima pihak dan petinggi
TNI di Jakarta dan tentu juga di West Papua.
2. Memikul Salib
Penderitaan Kristus
Jenderal Agub Zainal,
Jenderal Rahpi Suryadiredja, Jenderal Albert Ingkiriwang, Jenderal Risman
Tarigan menyatakan iman mereka secara nyata. Mereka tidak kutip-kutip ayat
Alkitab dan sebarkan untuk pembenaran kejahatan dan kekejaman mereka. Mereka
memikul salib penderitaan Kristus, memikul penderitaan rakyat West Papua dengan kerja nyata.
Para Jenderal ini
benar-benar menyatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang bermartabat dan
mempunyai iman kepada Tuhan, memiliki hati nurani suci, murni dan mulia. Mereka
telah menjadi berkat untuk sesamanya dengan menyalakan cahaya lilin kebaikan.
Mereka telah menyatakan kebenaran, keadilan, kejujuran dan kasih yang nyata.
Mereka tidak akan pernah dilupakan dalam doa
bangsa West Papua. Mereka telah meninggalkan legacy yang dikenang dalam
sejarah bangsa West Papua.
Waa....
Penulis Dokom lanny jaya
Ita Wakhu Purom ,23/11/2018
;07:55AM
0 Comments:
Posting Komentar