10 organisasi, termasuk Dewan Gereja Sedunia dan 4 organisasi yang berstatus Ekosop di PBB, Hadir sebagai Panelis Viktor Yeimo Presentasi Situasi Papua |
PERHATIAN!!!
WestPapua, Tikome media.com Jenewa, Hari ini telah berlangsung Side Event di Gedung
Dewan HAM PBB. Pertemuan ini diorganisir oleh 10 organisasi, termasuk Dewan
Gereja Sedunia dan 4 organisasi yang berstatus
Ekosop di PBB, Hadir sebagai Panelis.
Peter Prove (Dewan Gereja Sedunia) yang
baru saja kembali dari West Papua memimpin delegasi. Panelis Victor Yeimo, Juru
Bicara Internasional KNPB, Juga Maryke dari Gereja GKI Papua.
10 organisasi, termasuk Dewan Gereja Sedunia dan 4 organisasi yang berstatus Ekosop di PBB, Hadir sebagai Panelis Foto bersama Usai Presentase Jubir KNPB viktor Yeimo |
Pertemuan
dimulai 2.30 siang waktu Jenewa dimoderasi oleh Adrian Zoller dan dihadiri oleh
57 Peserta dari berbagai organisasi dan perwakilan negara.
Spesial Permanen dari Solomon Islands dan
Vanuatu ikut hadir. Komnas HAM Indonesia dihadiri dua orang. 2 Diplomat
Indonesia ikut hadir mendengar.
Panelis
pertama, Victor Yeimo menyampaikan situasi Papua, bahwa sejak Papua di paksakan
jadi Indonesia, dan aneksasi wilayah West Papua pelanggaran HAM terus terjadi.
Rakyat
West Papua yang terus berjuang bagi hak penentuan nasib sendiri akan terus
mengalami tindakan pelanggaran HAM. Menyampaikan semua praktek pelanggaran HAM,
termasuk yang darurat saat ini pembunuhan gerakan sipil KNPB.
Panelis
Kedua Maryke menyampaikan dua kasus utama, Kasus introgasi polisi dengan Ular
di Papua dan Situasi terkini Nduga. Ia mendesak intervensi segera dari PBB
mendorong cara dialogis dalam menyelesaiakn persoalan West Papua.
Sementara
itu, Panelis Peter Prove menyampaikan temuan dari kunjungan Dewan Gereja ke
West Papua. Ia menyampaikan bahwa orang Papua telah menjadi minoritas, spesial
otonomi telah gagal, sangat konsen pada situasi kemanusiaan di Nduga, dan
mendorong Indonesia menempu cara dialog dalam menyelesaikan persoalan West Papua.
Komnas
HAM dan Diplomat Indonesia diberikan waktu untuk berbicara. Diplomat Indonesia
membantah terjadi minoritas penduduk asli Papua, mereka berpatokan pada data
BPS. Mereka juga menyampaikan bahwa beberapa waktu lalu 3 TNI telah terbunuh di
Nduga. Mereka katakan Indonesia menjamin demokrasi di Papua dan membuka akses
internasional di West Papua.
Foto 10 organisasi, termasuk Dewan Gereja Sedunia dan 4 organisasi yang berstatus Ekosop di PBB, Hadir sebagai Panelis |
Di sesi
penutup, Victor Yeimo menyampaikan balik pernyataan dari diplomat Indonesia. Ia
mengatakan bahwa dia juga baru mendengar beberapa jam yang lalu 2 orang sipil
telah terbunuh, salah satunya adalah Pendeta di Nduga. Ia menyampaikan juga
bahwa tidak ada kebebasan ekspresi di Papua. Polda Papua baru saja mengumumkan
"siapa yang berteriak Papua Merdeka, akan ditangkap". Ia menyimpulkan
bahwa tidak ada jalan lain, selain Dewan HAM dan anggota PBB mendesak Indonesia
menjamin hak politik rakyat Papua untuk secara bebas memperjuangkan hak
penentuan nasib sendiri.
Pewarta : Nies
Youtube: Presentase Jubir KNPB Victor Yeimo
https://www.youtube.com/watch?v=bir4AwybCag&feature=youtu.be
0 Comments:
Posting Komentar